Selasa, 02 Desember 2014

HAKIKAT DIRI SEBAGAI MANUSIA


Berbicara tentang hakikat, tentu tidak terlepas dari makna sebenarnya tentang sesuatu. Apalagi berbicara tentang hakikat diri kita sebagai manusia tentu tidak terlepas dari apa sebenarnya tugas, dan peran kita sebagai manusia di bumi ini.
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan Allah. Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dengan sebaik-baik bentuk dan sebaik-baik penciptaan. Namun kesempurnaan dan kemuliaan manusia bukan terletak pada penciptaannya, tapi tergantung pada apakah ia bisa menjalankan tugas dan peran yang telah diamanahkan Allah kepada-Nya.
Kita mengetahui bahwa Allah menciptakan kita sebagai manusia pasti memiliki tugas dan peran. Tugas dan peran kita sebagai manusia pada dasarnya adalah untuk beribadah kepada-Nya dan sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi.
Beribadah kepada Allah merupakan tugas pokok kita, bahkan merupakan satu-satunya tugas dalam kehidupan manusia, sehingga apapun yang kita lakukan dan sebagai apapun kita, maka seharusnya kita menjalankan sesuatu tesebut dalam rangka hanya untuk beribadah kepada Allah, hanya untuk mencari Ridha Allah. Bukan hanya sekedar untuk mendapatkan pujian dari manusia yang lainnya.
Agar segala sesuatunya bisa dikategorikan beribadah kepada Allah, seharusnya kita melakukan hal tersebut dengan penuh keikhlasan, keikhlasan yang dibarengi dengan niat yang baik dan benar yang selanjutnya dilakukan dengan cara yang benar, bukan membenarkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu.
Selanjutnya terkait tugas kita sebagai khalifah di muka bumi. Tentu setiap diri kita adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin pasti akan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Maka sebagai khalifah atau pemimpin, hendaknya kita selalu menegakkan syariat-syariat-Nya. Karena segala ketentuan yang ada di dunia ini berasal dari Allah dan kita wajib mengembalikan semuanya hanya untuk Allah.
Kehadiran manusia sebagai pemimpin diharapkan bisa membangun kehidupan yang beradab, kehidupan yang lebih bermoral, kehidupan yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, kehidupan yang bisa membawa manfaat bagi manusia yang lainnya. Bukankah sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya?

Wallahu’alam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar