Selasa, 09 Desember 2014

HAKIKAT DIRI SEBAGAI MAKHLUK

Manusia ditakdirkan tidak bisa berdiri sendiri, manusia diciptakan berpasang-pasangan terhimpun berbagai suku, ras, agama, politik, dan budaya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dan makhluk Allah lainnya adalah makhluk sosial, makhluk yang saling melengkapi, saling memberi arti, dan saling membutuhkan satu sama lain.
Diawali dari rasa saling melengkapi, saling memberi arti dan saling membutuhkan untuk menciptakan sebuah keseimbangan hidup, maka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya pun maka manusia melakukan suatu hubungan muamalah yang otomatis mengikuti segala ketentuan yang telah di atur oleh-Nya.
Suatu hubungan muamalah yang dibangun dan dijalankan manusia dengan makhluk lainnya seharusnya dilandaskan atas dasar cinta dan ketaatan pada-Nya. Karena jika kita melandaskan sebuah hubungan muamalah bukan atas dasar cinta, ketaatan dan kasih sayang kepada Allah, maka kita pun tak bisa mencintai Allah. Namun jika kita melandaskan hubungan muamalah ini atas dasar cinta, ketaatan dan kasih sayang kepada Allah, maka otomatis kita pun bisa mencintai Allah dan mencintai makhluk lainnya.
Setiap makhluk hidup yang diciptakan Allah, pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya. Setiap kekurangan ataupun kelemahan yang diberikan Allah kepada makhluk tertentu, pasti itu juga merupakan sebuah kelebihan yang diberikan Allah kepada-nya. Jadi, dalam hidup kita tidak boleh meremehkan ataupun menghina makhluk ciptaan Allah lainnya, karena meremehkan makhluk lainnya, sama saja kita meremehkan kekuasaan, dan meremehkan kebesaran Allah. Karena bagaimanapun rupa, bentuk, warna, wajah, dan fungsi setiap makhluk hidup yang diciptakan Allah, maka ia tetaplah makhluk hidup yang selayaknya mendapatkan kasih sayang dari manusia.
Kita harus meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti ada hikmah yang bisa diambil. Karena tidak ada yang kebetulan dan tak ada yang sia-sia. Semua yang bergerak, yang mati, yang hidup, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja yang dikaruniakan Allah adalah jalan bagi kita untuk bertafakur, menjadi spirit pembangun jiwa untuk senantiasa bermuhasabah, mu’ahadah, mujahadah, muraqabah, mu’aqabah dan terlebih lagi sebagai amal perbuatan, sebagai amal ibadah menuju Ridho-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar