Penghianatan dan kesetiaan merupakan dua
sisi yang sangat berbeda dan tentunya sangat bertolak belakang. Penghianatan
timbul dari sebuah cinta yang berujung pada kebencian akan sesuatu atau bahkan
kepada seseorang. Sedangkan kesetiaan timbul dari rasa cinta dan tetap menjaga
kestiaan cinta tersebut. Cinta dan kesetiaan adalah dua sisi dalam satu keping mata
uang yang tidak terpisahkan,
Cinta menjadi landasan sebuah kesetiaan,
di dalam kesetiaan terkandung nilai cinta yang mempersatukan. Sulit
membayangkan ada cinta berdiri sendiri tanpa disertai oleh kesetiaan. Demikian
pula sulit memahami, ada sebuah kesetiaan tanpa landasan cinta di dalamnya.
Cinta tanpa kesetiaan adalah kesemuan dan kebohongan, dan kesetiaan tanpa
didasari cinta adalah kepura-puraan. Dalam kesetiaan ada komitmen melayani
tanpa pamrih tulus ikhlas apa adanya dan menerima dalam kondisi apa pun, baik
itu suka-duka, bahagia-derita, lapang-sempit, susah-senang, sehat dan sakit.
Kesetiaan akan mendatangkan kebaikan,
setia pada Ke-Esaan Allah akan mendapatkan ampunan dan surga-Nya, setia kepada
Rasulullah akan mendapatkan syafa’at beliau di akhirat nanti, setia kepada
pasangan yang halal akan membuahkan cinta tulusnya, setia pada persahabatan
akan mendatangkan kemudahan dan kebaikan.
Kesetiaan itu indah. apalagi jika kita jadikan kesetiaan itu berkilau indah di sisi-Nya. Betapa indahnya cinta dan
kesetiaan yang kita bangun jika kita hiasi dengan menguatkan cinta dan
kesetiaan kepada-Nya. Betapa indahnya cinta dan kesetiaan, jika cinta terhadap
“harta”, namun kita menghiasi diri kita dengan menjaga cinta dan kesetiaan terhadap-Nya.
Contohnya: Menjadikan harta itu lebih bermakna dengan saling berbagi kepada
kaum kerabat, tetangga, anak yatim, dan lain-lain, tidak lupa juga selalu membahagiakan
kedua orang tua kita.
Kepada apa dan siapapun cinta dan kesetiaan kita, maka buktikan bahwa kesetiaan cinta kita kepada Allah tidak akan berkurang apalagi luntur di tengah zaman. Mari kita bangun dan
pertahankan kesetian pada diri kita agar kita mendapatkan kebahagian di dunia
dan di akhirat, seperti kalimat yang disampaikan salah satu motivator muda (Kak
Setia Furqan Kholid) dalam bukunya ia berkata: “Mari kita bangun cinta, hingga
cinta kelak sampai ke surga”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar