Selasa, 25 November 2014

Membenci Karena Allah dan Mencintai Karena Allah

Dunia selalu diliputi oleh 2 hal yang berbeda dan saling melengkapi. Ada laki-laki ada juga perempuan, ada kemiskinan ada juga kekayaan, ada kepedihan ada kenikmatan, ada keburukan ada juga keindahan, ada kebencian, dan ada juga kasih sayang dan lain sebagainya.
Kebencian dan kasih sayang..
Dua hal yang pastinya menurut pandangan kita sangatlah berbeda. Kebencian timbul dari ketidak sukaan kita terhadap sesuatu, atau bahkan kepada seseorang. Sedangkan kasih sayang timbul dari rasa empati, rasa perhatian. Sebagai seorang muslim/ah haruslah menebarkan cinta, dan menebarkan kasih sayang bukan sebatas pada sesama muslim saja, tetapi kepada semua makhluk-Nya. Karena hakikat seorang muslim adalah mencintai Allah, Rasulnya, sesamanya, dan tetangganya melebihi atau sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sebagaimana dalam sabdanya: “Tali iman yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” (HR. At-Tirmidzi). Selanjutnya lagi Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Dari hal ini kita bisa mengetahui bahwa kita harus memberikan kecintaan dan kesetiaan kita hanya kepada Allah semata. Kita harus mencintai terhadap sesuatu yang dicintai Allah, membenci terhadap segala yang dibenci Allah, ridho kepada apa yang diridhoi Allah, tidak ridho kepada yang tidak diridhoi Allah, memerintahkan kepada apa yang diperintahkan Allah, mencegah segala yang dicegah Allah, memberi kepada orang yang Allah cintai untuk memberikan dan tidak memberikan kepada orang yang Allah tidak suka jika ia diberi.
Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah pernah berkata: “Mencintai apa yang dicintai oleh kekasih adalah kesempurnaan cinta kepada sang kekasih”
Cinta seseorang haruslah berlandaskan pada ketaatan kepada-Nya. Bukankah Allah telah berfirman dalam AS. Ali-Imran: 31 yang berbunyi: “Katakanlah: “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”
Seperti ketika kita jatuh cinta pada seseorang, maka jatuh cintalah karena Allah, jatuh cintalah kepada orang yang senantiasa mendekatkan kita pada Allah, Jatuh cintalah pada orang yang akan membuat Allah semakin cinta kepada pribadi kita. Kalaupun ternyata jatuh cinta yang kita lakukan hanya semakin menghinakan diri kita, menjauhkan diri kita dari Allah, atau bahkan membuat cinta kita untuk Allah semakin berkurang maka cinta yang tak berdasar kepada Allah itu harus kita akhirkan. Sebesar apapun cinta itu dihadapan manusia, Allah tak akan pernah ridho jika cinta itu tidak berlandaskan cinta pada-Nya. Begitupun kita membenci seseorang, jangan sampai kita membenci orang yang salah. Jangan pernah membenci orang karena sifatnya, karena bisa jadi ia dekat dengan Allah meski kita tak suka dengan siatnya. Yang diperbolehkan untuk kita benci adalah orang yang tak disukai Allah, bukan yang tidak kita sukai karena itu hanya berlandaskan perasaan kita. Ketika kita membenci seseorang karena jelas Allah membencinya, maka berarti cinta kita telah berdasar pada-Nya.

Kasih sayang yang dibangun karena kecintaan kepada-Nya, akan lebih bermakna, dibandingkan dengan kasih sayang yang dibangun hanya karena makhluk ciptaan-Nya. Cintailah sesuatu dengan ala kadarnya saja, karena bisa jadi sesuatu yang kita cintai, akan kita benci. Dan bencilah sesuatu itu ala kadarnya juga, karena bisa jadi sesuatu yang kita benci itu, akan kita cintai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar