Allah
menciptakan kehidupan dengan memasukkan antara kesengsaraan dan kesenangan,
antara kebencian dan kecintaan, antara kesulitan dan kemudahan, antara
kepedihan dan kenikmatan, antara kesedihan dan kebahagiaan. Tidak ada
kesenangan dan kenikmatan tanpa kesengsraan dan kepedihan. Sebuah kesengsaraan
ataupun sebuah kepedihan dalam hidup, ketika dijalani segan penuh kesabaran dan
keikhlasan, maka akan berbuah kesenangan dan kenikmatan.
Setiap manusia
di dunia pasti pernah merasakan sebuah kepedihan. Entah itu kepedihan yang
disebabkan oleh tidak tercapainya impian, sakit hati, kehilangan sesuatu,
kehilangan seseorang yang kita cintai atau lain sebagainya. Pedih.. ya..
pastinya sangatlah pedih. Namun seberapa pedih yang kita rasakan, yakinlah
bahwa itu semua akan tergantikan dengan sebuah kenikmatan yang telah
direncanakan oleh-Nya. Karena dibalik setiap kepedihan pasti ada kenikmatan dan
kepedihan merupakan awal dari sebuah kenikmatan.
Maka nikmat
Tuhanmu yang mana yang akan kau dustakan? Bukankah semua ini sudah ada dalam
kitab-Nya? Lalu mengapa kita masih bersedih untuk sesuatu yang telah Allah
janjikan kepada kita? Laa
yukallifullahunafsan ‘illa wus’ahaa. Sungguh Allah tidak akan membebani
seorang di luar batas kemampuan hamba-Nya. Dengan adanya kepedihan tentunya
kita bisa merasakan sebuah kenikmatan. Begitupun karena adanya kenikmatan,
pasti kita akan merasakan yang namanya sebuah kepedihan.
Seharusnya kita
sebagai manusia harus menyadari dan harus selalu introspeksi, bahwa tidak
selamanya kepedihan itu sesuatu yang hina dan dibenci. Karena pada hakikatnya,
kepedihan itu mendatangkan sebuah kenikmatan. Ya.. sebuah kenikmatan yang tak
terhingga dari Allah. Ketika kita mendapatkan ujian dari Allah, kemudian kita
menjalaninya dengan sabar, ikhlas, tawakkal, dan selalu berdo’a kepada-Nya,
maka ujian itupun bisa kita lewati. Dan ketika ujian itu bisa kita lewati, maka
kitapun akan merasakan kepuasan dan terlebih lagi merasakan sebuah kenikmatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar