Bagaimanapun kondisi kita, dimanapun kita berada, kapanpun waktunya, dan apapun situasinya kita harus
memegang taguh tali agama Allah. Kita tidak boleh lengah sedikitpun. Karena
setan tak pernah istirahat sejenak untuk mengganggu manusia ke jalan yang
sesat.
(Sri Apriyanti Husain)
Korupsi merupakan salah satu hal yang menyababkan negara kita, Negara
Indonesia ini mengalami keterlambatan dalam perekonomian negara. Bagaimana
tidak? dari tahun ke tahun semakin banyak pelaku kasus korupsi yang merajalela
di Bumi Indonesia. Mulai dari kasus kecurangan, pencurian, pencucian uang,
penggelapan uang, dan lain sebagainya.
Sebagaimana data yang disampaikan oleh KPK terkait pelaku korupsi per
31 oktober 2014 dimana KPK menangkap tersangka kasus korupsi dari berbagai
macam profesi mulai dari kepala Lembaga/ Kementrian sebanyak 8 orang, swasta 12
orang, Walikota/ Bupati/ Wakil sebanyak 9 orang, Hakim sebanyak 2 orang,
Anggota DPR/DPRD sebanyak 3 orang, dan eselon I/ II/ III sebanyak 1 orang. Per
31 oktober 2014, KPK juga melakukan penyelidikan terhadap 73 perkara,
penyidikan 49 perkara, penuntutan 37 perkara, inkracht 34 perkara, dan eksekusi
40 perkara. Dan dengan demikian dari tahun 2004 sampai tahun 2014 ada
penyelidikan 658 perkara, penyidikan 402 perkara, penuntutan 314 perkara,
inkracht 277 perkara, dan eksekusi 287 perkara. Selanjutnya yang dilaporkan oleh
Indonesia Corruption Watch bahwa potensi kerugian negara akibat korupsi di
tahun 2013 adalah sebesar Rp. 7.300.000.000 (Sumber: www.kpk.go.id).
Uang rakyat
yang hilang itu seharusnya bisa digunakan untuk membangun sekolah, pemberian
beasiswa bagi siswa ataupun mahasiswa berprestasi atau kurang mampu,
pengembangan daerah-daerah terpencil, pengobatan gratis bagi masyarakat kurang
mampu, memperbaiki fasilitas publik, dan lain sebagainya.
Memerangi
korupsi memanglah tidaklah mudah. Butuh sebuah perubahan kearah yang lebih
baik, niat yang ikhlas, butuh keseriusan, kesungguhan hati, dan komitmen yang tinggi
terhadap penegakkan dan pemberantasan korupsi. Siapa yang harusnya memulai itu semua?
Jawabannya adalah kita sendiri yang memulai setiap perubahan itu.
Saya merasa bingung dengan para koruptor skarang. Entah mereka
sadar ataupun tidak dengan tindakan yang telah mereka perbuat. Namun Jika
saja para koruptor paham akan hakikat
kehidupan di dunia ini hanya bersifat sementara, dan yang kekal itu ialah
kehidupan akhirat, maka selayaknya para koruptor tidak tergiur dengan sesuatu
yang bersifat material saja, karena pada dasarnya tak ada yang abadi di dunia
ini, tak ada yang bersifat mutlak dan keabadian sejati hanyalah milik Allah dan
sesungguhnya semuanya akan kembali kepada Allah.
Ada yang mengatakan bahwa korupsi terjadi karena kurang tegasnya aturan
dan hukuman yang diberlakukan pemerintah terkait kasus korupsi. Namun jika kita
merenung sejenak, kita akan menemukan bahwa seketat apapun aturan yang dibuat,
setegas apapun hukumannya, namun jika individu atau masing-masing
orang tidak memiliki kesadaran diri akan jadi
dirinya sebagai seorang manusia, mengetahui akan hak
dan kewajiban yang yang harus dipenuhi dan dilaksanakan,
maka aturan, undang-undang,
hukuman ataupun peraturan pemerintah yang
lainnya tersebut menjadi tak berguna.
Kita sebagai manusia, bisa mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Kembali lagi
kitalah yang menanamkan pada diri
kita bahwa korupsi itu merupakan perbuatan yang tidak baik, banyak orang
dan banyak hal yang akan dikorbankan mulai dari materi,
suami/ istri, anak, keluarga, saudara, tetangga, kerabat, sahabat, dan terlebih
lagi adalah mengorbankan diri sendiri.
Mari wujudkan Indonesia bebas korupsi mulai dari diri sendiri,
mulai saat ini, dan dimulai dari hal-hal yang kecil.
Ingin
Indonesia Bermartabat? Stop Korupsi
Ingin
Indonesia Maju? Stop Korupsi
Ingin
Indonesia Sejahtera? Stop Korupsi
Ingin
Indonesia
Bangkit? Stop Korupsi
Ingin
Indonesia Luar Biasa? Stop Korupsi
Ingin
Indonesia Bermoral? Stop Korupsi
Indonesia Tanpa Korupsi? Why Not!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar